Wayang Kulit Jadi Puncak Acara Bersih Desa Kedungasri

Banyuwanginews - Pagelaran wayang kulit mewarnai kegiatan Bersih Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kegiatan ini merupakan tradisi turun menurun dalam kebudayaan masyarakat. Di Jawa khususnya ritual bersih desa telah dilakukan berabad-abad lamanya.

Ritual bersih desa di Jawa merupakan wujud bersatunya manusia dengan alam. Ritual Bersih Desa atau nguri-nguri budaya leluhur ini bisa didefinisikan sebagai wujud rasa syukur warga sebuah desa atas berkat yang diberikan Tuhan kepada masyarakat desa.

Puncak dari Bersih Desa Kedungasri ini adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang berlangsung Sabtu (13/08/2022) malam.

Pagelaran wayang kulit ini diadakan setelah tiga hari warga beserta pemerintah desa mengadakan beberapa kegiatan, diantaranya gotong royong bersih-bersih serta warga serempak untuk menggelar doa lintas agama.

Selain untuk melestarikan tradisi, bersih desa dilaksanakan dengan tujuan menghormati para leluhur sekaligus untuk memohon keselamatan desa serta sebagai limpahan ungkapan rasa syukur atas nikmat, keamanan, ketentraman dan kesejahteraan warga dalam setahun ini.

Pagelaran wayang kulit diadakan di pendopo kantor desa. Menghadirkan Ki Dalang Kuncoro Pusantoko dari Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran, Banyuwangi yang memainkan lakon "Sri Boyong". Yang bisa diartikan Sri pulang ke Kedungasri supaya masyarakat Kedungasri subur, makmur. Supaya masyarakat Desa Kedungasri dalam menanam padi atau bertani tidak ada hama serta supaya pemerintah desa bisa guyup, rukun, tidak ada halangan satupun.

Acara pagelaran wayang kulit ini dihadiri Muspika, Kepala Desa se-Kecamatan Tegaldlimo, tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat desa, BPD, sub blok atau jogotirto, RT, RW, komunitas pemuda Desa Kedungasri.

Dalam sambutannya Kepala Desa Kedungasri, Sunaryo, SH mengucapkan, terima kasih kepada panitia penyelenggara, masyarakat yang telah ikut andarbeni, semua tokoh agama, tokoh masyarakat.

"Kegiatan awal hari Rabo sampai hari ini saya menghaturkan terima kasih, terima kasih juga kepada kader-kader PKK desa yang luar biasa yang tadi sedikit-sedikit menyebut pak Naryo, pak Naryo," ungkapnya dengan nada riang.

Ia berharap keharmonisan, kerukunan dan kebersamaan masyarakat terjalin dengan erat sehingga persaudaraan dapat terus terpelihara. Kerukunan dan kebersamaan merupakan modal utama membangun desa.

Warga sangat antusias untuk hadir dan menonton pagelaran wayang kulit. Di halaman kantor desa sampai di lapangan dipenuhi warga atau penonton.

Salah satu warga yang nonton pagelaran wayang kulit bercerita bahwa dirinya menikmati tontonan rakyat gratis dalam puncak acara bersih desa dimana ia tinggal.

"Senang, seru, lama tidak ada tontonan, merasa terhibur," katanya. (Ren)