Stop Perang Sarung, Bondan Madani: Masyarakat, TNI dan Kepolisian Harus Kompak
Si Raja Demo meminta kepada seluruh remaja di bumi blambangan untuk menghentikan kegiatan yang berbahaya perang sarung.
BANYUWANGINEWS - Fenomena perang sarung menjadi tren terbaru di beberapa tempat di Banyuwangi pada bulan suci Ramadhan tahun oleh kalangan remaja. Kegiatan itu sendiri biasanya dilakukan pada tengah malam atau menjelang sahur. Saat melakukan perang sarung, para remaja ini mengikat bagian ujung sarung atau dililit kemudian menyerang dengan cara diayunkan.
Akibat dari adanya ini, tak hayal memicu terjadi baku hantam atau bentrokan satu sama lainnya bahkan terkadang memakan korban. Berdasarkan kejadian seperti itu aktivis muda Banyuwangi yang dijuluki Si Raja Demo meminta kepada seluruh remaja di bumi blambangan untuk menghentikan kegiatan yang berbahaya itu dan meresahkan masyarakat. Sabtu, 16/04/2022.
"Yang namanya perang pasti merugikan, jadi kegiatan yang tidak ada manfaatnya mending dihentikan. Kalah menang tidak dapat apa-apa, yang didapatkan hanya luka dan permusuhan belaka," Kata Bondan Madani.
Bondan sapaan akrabnya mengatakan pihak keamanan yaitu polisi dan TNI khususnya AD harus segera bertindak agar tak banyak menjalar kemana-mana aksi perang sarung yang berujung tawuran atar remaja dan korban berjatuhan lagi karena kegiatan ini.
"Kapolresta dan Dandim kan punya anak buah di tingkat Desa atau Kelurahan se Banyuwangi yaitu Bhabinkamtibmas dan Babinsa, jadi keduanya bisa langsung berkoordinasi dengan tokoh masyarakat di wilayahnya agar bersama-sama memberikan pemahaman dan pengawasan para remajanya agar tak melakukan perang sarung. Setelah itu menugaskan polsek koramil untuk melakukan patroli," Ujarnya.
Sang orator ulung ini juga menambahkan, selain petugas keamanan (Polisi dan TNI), dirinya juga menginginkan peran aktif dari masyarakat Banyuwangi untuk bersama-sama menjaga para generasi penerus bangsa agar tak meneruskan kegiatan perang sarung tersebut. Dan kepada remaja yang belum melakukan aksi itu, jangan sampai ikut-ikutan atau mencobanya. Karena tidak ada manfaatnya sama sekali aksi seperti itu.
"Lagi pula ini kan bulan puasa, mari kita isi dengan kegiatan positif. Seperti melakukan patrol keliling membangun orang waktu sahur misalnya, itu jauh lebih bermanfaat dan tidak meresahkan masyarakat. Jika terus melakukan perang sarung terus terjadi bentrokan dan mengakibatkan luka, siapa yang dirugikan. Malahan nanti tidak bisa merayakan lebaran," Urainya.
"Dibulan suci ini mari kita dekatkan diri kepada Allah, dan ramaikan masjid maupun musholah. Jangan membuat kegiatan yang membahayakan dan meresahkan masyarakat. Kasihan juga pihak keamanan dibebani tugas tambahan, dan para orang tua pastinya kepikiran jika anaknya melakun perang sarung". Pungkasnya. (*)
Editor :Titus Yohanes