Antara Kualitas dan Kecepatan Kerja, Plensengan Singojuruh Ambruk Baru Dibangun 3 Bulan

Plengsengan ambruk, masih dalam masa pemeliharaan
BANYUWANGINEWS - Pesatnya pembangunan segala bidang di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, sepertinya masih meninggalkan masalah. Salah satunya terkait kualitas, yang berimbas pada usia bangunan.
Seperti yang terjadi pada proyek pembangunan plengsengan, RT 3 RW 1 Dusun Krajan Selatan Masjid Besar, Desa Singojuruh Kecamatan Singojuruh. Pasalnya, bangunan yang baru selesai kurang lebih tiga bulan, bersumber dari Dana APBD Kabupaten Banyuwangi, Dengan Nilai, Rp.197.126.000,00,.dengan pelaksana CV Sumber Berkat.
Kini sudah rusak parah. Ambruk porak poranda, kondisi ini membuat warga setempat resah. Apalagi fungsi plengsengan ini memang cukup berpengaruh guna mencegah longsornya tanah akibat tergerus air sungai dan disebelah bangunan tersebut berdiri masjid besar.
Entah kenapa kok sudah rusak, padahal masih kurang lebih tiga bulan selesai dikerjakan padahal debit air normal mas ambruk nya bangunan ini bukan faktor alam tetapi ambruk sendiri kualitas bangunanya itu kurang kuat," ucap warga atau penjaga masjid deket bangunan tersebut pada Minggu (11/9/2022).
Dan ada beberapa warga yang kebetulan melihat plensengan tersebut dilokasi diapun mencontohkan, proyek pembangunan rumah atau masjid meski sudah bertahun-tahun, tetap saja kokoh. “Sementara proyek plengsengan yang dibiayai dari uang rakyat dengan anggaran ratusan juta ini, terbilang masih seumur jagung. Namun sudah hancur berantakan,” ujarnya kepada awak media dilokasi.
Kejadian ini membuat Joko Tama Selaku Pemerhati Lingkungan, angkat bicara karena menilai plengsengan adalah penting, berguna untuk menahan longsoran tebing sepadan sungai, juga mengurangi rembesan yang dapat mengurangi debit volume air. Sudah ambruk, padahal banbunan ini kurang lebih tiga bulan baru selesai ,"kata Joko,
Joko juga menyampaikan kekecewaannya terhadap proyek bangunan yang dikerjakan pemerintah daerah karena kurang bagus kualitasnya ."Padahal Plengsengan ini dibiayai dari APBD, dari uang rakyat, belum lama sudah rusak dan ambrol meskipun proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan tetapi disini adanya dugaan kalau pengerjaan plengsengan tersebut tidak berkualitas.
"Beda sekali dengan proyek yang dikerjakan oleh warga pada umumnya, mampu tahan bertahun- tahun,"ungkapnya.
Dikesempatan yang sama joko tama menginginkan agar pengawas proyek bisa tegas dan tidak takut terhadap para kontraktor nakal."Kontraktor nakal, yang mengerjakan proyek dengan asal-asalan dan kurang bagus kualitasnya, bila pengawas takut mengambil tindakan, sama halnya dengan perampokan uang rakyat oleh kontraktor,"tegasnya.(jhn)
Editor :Titus Yohanes