Sejumlah Aktivis Siap Mendukung Perjuangan Rakyat Tolak Gunung Salakan Untuk Ditambang

Tokoh aktivis
BanyuwangiNews - Sejumlah tokoh aktivis Banyuwangi Masruri Ketua Umum Banyuwangi Corruption Watch (BCW), Yahya Umar Koordinator Forum Nitizen Banyuwangi, Susianto Tokoh Pemuda Rogojampi, Ndaru Jati Pamungkas Sekretaris Umum Lembaga Diskusi Kajian Sosial Pilar Jaringan Aspirasi Rakyat (LDKS PIJAR) dan Bondan Madani Si Raja Demo Bumi Blambangan di markas komando (MAKO) Jurnalis Karang Semanding (JKS) Blambangan Kidul, Malam minggu 2 Juli 2022 sekitar pukul 19.00 WIB menimbulkan berbagai pertanyaan dari pihak media.
Banyuwanginews Sigapnews, mencoba mencari informasi berkaitan dengan momen berkumpulnya para tokoh tersebut. Banyuwangi,
SH Tianaka tuan rumah sekaligus salah satu pendiri JKS Blambangan Kidul mengatakan pertemuan dan silaturahmi ini diadakan guna membahas isu-isu yang saat ini berkembang di area ring satu tambang emas tumpang kecamatan Pesanggaran.
"Sebagai elemen dari masyarakat Banyuwangi yang peduli akan kemajuan tanah kelahirannya, wajar jika kami berkumpul untuk membahas permasalahan yang terjadi menimpa saudara kita di wilayah Pesanggaran," Ujarnya.
Sementara itu Bondan Madani Alumni muda HMI ini mengatakan bahwa pihaknya merasa prihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat Pesanggaran. Selain itu dia juga menambahkan akan datang langsung ke lokasi guna mencari informasi dan berkomunikasi dengan warga ring satu. Seperti yang diungkapkannya kepada media beberapa waktu lalu.
"Komitmen yang tercetus pada malam ini adalah menolak gunung Salakan untuk ditambang seperti gunung tumpang Pitu. Dan pertemuan yang digagas malam ini untuk menyamakan persepsi atau sudut pandang menyikapi permasalahan di wilayah Pesanggaran," Urainya.
Aktivis asal Bakungan ini membenarkan jika para aktivis yang malam ini berkumpul siap untuk mendukung perjuangan warga pancer dan sekitarnya untuk menyelamatkan gunung Salakan untuk tidak di eksploitasi.
"Yang sudah terlanjur seperti tumpang Pitu biarlah terlanjur, namun gunung-gunung lainnya jangan sampai bernasib sama dengan tumpang Pitu. Maka, menjadi harga mati untuk diperjuangkan dan dipertahankan oleh masyarakat Banyuwangi," Katanya.
Masih menurutnya apa yang bisa dibanggakan dengan adanya tambang emas di Banyuwangi, karena faktanya adanya tambang tidak membuat masyarakat sejahtera melainkan membuat masyarakat sengsara.
"Jika ada pihak-pihak yang mengarahkan masyarakat untuk mendukung perluasan area tambang, perlu dipertanyakan. Apakah cuma mencari muka atau mencari panggung, silahkan ditafsirkan sendiri. Karena melihat fakta maupun realita di lapangan sangat memprihatikan, maka harapan kami jangan sampai malah oknum perangkat desa juga terlibat mendukung perluasan tambang". Pungkasnya.(jo)
Editor :Titus Yohanes