Erick Aktivis PECARI: Pembangunan BreakWater di Pantai Cacalan Sukowidi Diduga Banyak Rekayasa

Banyuwanginews - Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang sambung pantai adalah bangunan penahan yang dibuat menjorok ke lepas pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap abrasi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi laju sedimen sepanjang pantai.

Tetapi sangat disayangkan pembangunan Break Water, atau Pemecah gelombang di pantai Cacalan yang anggaran berasal dari APBD TH 2022, melalui Dinas PU Pengairan Banyuwangi, menuai polemik antara pokdarwis terakait dengan bangunan break water yang dibangun disebelah bangunan break water yang lama, hal ini juga menjadi sorotan dari Lembaga Pencerahan Anak Negeri (PECARI).

Melalui surat audensi yang di layangkan oleh lembaga PECARI ke Dinas PU Pengairan tanggal 31 Oktober 2022  dan baru bisa terlaksana tanggal 8 November 2022 yang ditemui oleh Sandi selaku PPTK Dinas Pengairan Banyuwangi. 

Dalam pertemuan Audiensi tersebut Sandi mengatakan, kalau pembangunan breakwater di Pantai Cacalan Sukowidi itu masih proses mengerjakan, pembangunannya bertahap dan akan dibangun menjorok ke pantai.

"Sementara ini penambahan bangunan breakwater yang lama, karena kalau penambahan ke depan langsung pembangunan nya sulit, alat berat tidak bisa masuk, jadi ditambahin dulu disampingnya" ujar Sandi.

Masih kata Sandi, nanti pembangunan yang sebelahnya tersebut bisa dibuat alat berat "bego" melintas untuk mengangkut  material batu agar gampang penataan untuk  pembangunan breakwater lebih menjorok kedepan.

"Terkait dengan surat yang dikirim ke kami, nanti kita akan menindak lanjuti nya dengan mengirim surat balasan kepada Lembaga PECARI," ujar sandi pada Selasa (8/11/2022).

Ditempat yang sama Erick PECARI, terkait dengan pembangunan breakwater mengatakan, Fungsi pembangunan break water itu untuk melindungi pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan abrasi pada pantai. Bukan anggaran pemerintah ini dibuang sia-sia dengan dibangunnya break water ditempat dan dititik lokasi yang sama di bangunan yang lama. Saya menduga ini hanya manipulasi dari Dinas PU Pengairan agar anggaran pemerintah bisa dijadikan bancak'an.

Masih kata Erik, "sekarang kita lihat pembangunan break water di pantai Cacalan itu diduga banyak rekayasa, dan kajian - kajian untuk pengerjaan pembangunan tersebut diduga tidak jelas, masak sih mau melaksanakan pembangunan tidak dikaji terlebih dahulu, bukan cuma itu, informasinya RAB pembangunan tersebut juga berubah ubah, saya mencoba untuk meminta RAB pekerjaan tersebut juga tidak diberi," tegasnya.

Ahmadi selaku pengawas pekerjaan breakwater yang ada di Pantai Cacalan itu dengan spontan mengatakan, kalau RAB itu tidak bisa ditujukan ke kalian, kalau kalian ingin meminta RAB nya silahkan Ke Kadis mungkin pak Kadis bisa nunjukin.

Khoiri yang merupakan pengurus Pokdarwis Pantai Cacalan juga mengatakan hal yang sama, kalau pembangunan breakwater disana terlalu melebar kesamping, masyarakat awam menilai kalau membangunnya kesamping, itu sepertinya sia sia, karna kurang berfungsi, apalagi bangunannya lebih pendek dari breakwater yang sudah ada.

"Selebihnya saya serahkan yang terbaik kepada Dinas PU pengairan untuk pembangunan breakwater tersebut bisa berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat Banyuwangi khususnya," ujar Khoiri saat menghadiri Audiensi di Aula PU Pengairan Banyuwangi sebagai perwakilan Masyarakat dan Pokdarwis Pantai Cacalan.(yh)