Sumber Konflik Adalah Penentuan Titik Koordinat Sumber Emas di Gunung Salakan
Ketum LDKS PIJAR
Banyuwanginews | Banyuwangi - Aksi penghadangan warga tolak tambang emas diwilayah dusun Pancer desa Sumberagung kecamatan Pesanggaran kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terhadap tim survey PT BSI yang akan melakukan aktivitas di gunung salakan, semakin mempertegas bahwa pihak tambang sedang menentukan titik koordinat sumber emas di sana.
Pendapat itu disampaikan oleh Bondan Madani Ketua Umum Lembaga Diskusi Kajian Sosial Pilar Jaringan Aspirasi Rakyat (LDKS PIJAR) kepada awak media. Minggu, (21/8/22).
Menurutnya, adanya pengawalan dari pihak kepolisian terhadap tim survei PT BSI beberapa hari lalu yang viral di media sosial beberapa hari lalu seolah-olah menunjukkan bahwa sebelumnya ada aktivitas di gunung salakan namun selalu di halang-halangi oleh warga yang menolak keras perluasan wilayah pertambangan di Pesanggaran.
"Sampai pihak keamanan turun tangan untuk mengawal, berarti kegiatan yang dilakukan oleh pihak tambang di gunung salakan sangat penting sekali. Dan menurut kajian kami apalagi yang dilakukan disana jika bukan menentukan titik koordinat sumber emas, karena izin dari gubernur Jawa timur untuk gunung salakan masih eksplorasi," ujarnya.
Alumni muda HMI itu juga mempertanyakan kepada pihak perusahaan apakah sudah melaksanakan sosialisasi terlebih dulu kepada masyarakat sebelum dilakukan kegiatan survey? Dan mengapa perusahaan masuk ke kawasan gunung Salakan melalui jalur gua Macan dikawal oleh aparat keamanan?
"Kami sangat prihatin melihat kondisi masyarakat pancer, adanya tambang emas bukan malah membuat hidup mereka sejahterah namun selalu di hadapkan dengan masalah. Apalagi dengan adanya aktivitas di gunung salakan, mereka sampai rela melakukan penjagaan selama 24 jam secara bergantian agar tidak ada pihak tambang yang melakukan aktivitas disana. Padahal mereka memiliki keluarga, tetapi rela membagi waktunys agar gunung mereka tetap seperti semula," urainya.
Si Raja Demo ini juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak melarang kepada siapapun atau pihak-pihak manapun yang mendukung keberadaan tambang emas, tetapi tolong dikaji matang-matang lebih banyak mana antara hikmah dan mudaratnya. Yang terpenting jangan sampai mau untuk di adu domba satu sama lainnya karena perbedaan sudut pandang serta masalah nominal.
"Apakah memang seperti ini cara perusahaan menyikapi permasalahan warga di sekitar wilayah pertambangan, harus menciptakan konflik di masyarakat. Ataukah mungkin ini cara oknum karyawan perusahaan tambang agar tidak mengeluarkan kwajiban perusahaan dengan menggunakan mengamen konflik di masyarakat," pungkasnya.(team)
Editor :Titus Yohanes